Analisis Pecel Lele Lela



 Nama dan Lokasi perusahaan

Tempat             : Pecel Lele Lela
Alamat             : Jl.Margonda Raya No.434-Depok
Narasumber     : Pak Abdul (Pemilik Pecel Lele Lela Cabang Margonda 1)

Tujuan yang Ingin Dicapai


a.       Memberikan informasi tentang sejarah berdirinya pecel lele lela 
b.      Memberikan informasi bagaimana memajukan suatu usaha 
c.       Memberikan informasi tentang kiat-kiat berwirausaha dimulai dari nol

Tentang Pecel Lele Lela


Pecel Lele Lela didirikan pertama kali oleh Bapak Rangga Umara pada tahun 2006 di Kalimalang Jakarta
Awal berdiri, Pecel Lele Lela hanya berupa warung kecil berpusat di Jakarta. Kini telah berkembang pesat, di seluruh Indonesia bahkan telah ada 110 cabang termasuk di Malaysia dan Singapura. Brand Lela yang diusung ini merupakan doa dan impian, merupakan singkatan dari Lebih Laku . Dengan modal awal sebesar Rp3 juta, pria lulusan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STIKMI) Bandung ini, memulai usaha ini sejak 2006 dan mulai di-franchise-kan pada 2009. Awalnya,pecel lele lela ini dirintis dari gerobak  dorong kemudian 
warung tenda yang hanya memiliki 2 buah meja saja.Lama lama karena semakin banyak pelanggan akhirnya mulai menyewa ruko ukuran 3x3,kemudian dibentuk suatu badan usaha yang akhirnya menarik para investor untuk menanamkan modalnya hingga sekarang sudah diwaralabakan.
Rangga Umara, (keponakan dari Rhoma Irama) pemilik restoran Pecel Lele Lela memilih lele sebagai bahan baku utamanya dalam merintis usaha di dunia perkulineran. Pria berkacamata ini menuturkan alasan dia memilih lele untuk menjadi makanan utama dalam restorannya karena lele itu ada di mana-mana. Sejauh mata memandang di kaki lima, warung pecel lele dari dulu hingga sekarang masih tetap ada. Walaupun terkena krisis sekalipun lele tetap eksis hingga sekarang. Dengan melihat peluang market yang luas bapak dua anak ini memutuskan mantap untuk memilih lele dalam merintis awal usahanya."Kenapa lele? Karena lele sudah banyak ya, di mana-mana ada. Ini menandakan bahwa market-nya luas. Dan saya pelajari untuk pengusaha pemula itu cocoknya memulai bisnis yang sudah banyak karena apa, biaya untuk buka pasarnya bisa ditekan. Makanya saya pilih lele kan lele ada di seluruh Indonesia.
Lele yang digunakan adalah dari jenis sangkuriang,yang memiliki kelebihan tekstur daging yang lebih padat dan minim kandungan lemak serta memiliki kandungan omega3 yang sangat baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak.Disini banyak pilihan menu yang dapat dipilih oleh pelanggan selain itu harganyapun terjangkau.
                  
 Dari modal awal yang hanya 3 juta, kini Rangga Umara bisa memiliki penghasilan 1,8 miliyar perbulannya dari keseluruhan outletnya yang tersebar di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Namun dari data yang berhasil kami himpun untuk satu outlet saja didaerah margonda Depok (yang berdiri tahun 2009) dalam satu bulan mampu mendapatkan laba kotor hingga 300juta perbulannya.Padahal pada tahun pertamanya outlet pecel lele lela margonda ini hanya mampu meraih laba kotor sebanyak 75 juta, tahun 2010 150 juta,tahun 2011 menjadi 200 juta,tahun 2012 naik lagi menjadi 250 juta dan yang terakhir tahun 2013 sebanyak 300 juta. Padahal menurut owner outlet Depok Pak Abdul modal awal untuk bekerja sama dengan pecel lele lela hanya sebesar 300 juta pada tahun 2009.
Menurut Pak Abdul sang pemilik owner pecel lele lela cabang margonda bahwa, dalam memajukan suatu usaha yang terpenting adalah tetap mempertahankan kualitas bahan baku,serta cara memasak pun harus standar SOP (standar operasional pabrik),.
Satu hal lagi yang terpenting adalah tidak perlu takut adanya persaingan usaha,karena menurut sang owner begitu ada persaingan kita tidak perlu pusing memikirkan saingan kita,yang harus kita fikirkan adalah cukup memperbaiki pelayanan serta membangun kerja sama dengan instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta dalam hal pemasaran.

Tips dan Trik Memulai Usaha menurut Pengelola Pecel Lele Lela
Ada beberapa tips dalam memulai usaha secara profesional.
o   Pertama, tentu harus berkomitmen dengan karyawan. Dalam arti apabila sudah sukses dengan usaha yang sedang dikelola, jangan sampai karyawan diabaikan hanya karena ingin mendapat keuntungan yang besar.
o   Kedua, harus berkomitmen dengan harga. Karena mayoritas masyarakat di Indonesia jika harga naik sedikit saja banyak yang berpaling,  jangan merasa sudah laku jadi bisa melakukan hal-hal fatal seperti mengurangi kualitas produk atau menaikkan harga seenaknya. Tentu boleh menaikkan harga tapi juga harus melihat kondisi pasaran dan tentu saja dengan kualitas yang semakin baik juga. Kalau bisa harga yang terjangkau dengan kualitas yang baik pula.
o   Ketiga, rasa kebersamaan rasa saling memiliki dan kekeluargaan terhadap karyawannya. Dalam arti, dalam membangun suatu usaha sebagai pemilik membutuhkan bantuan  para karyawan dan sebaliknya juga karyawan membutuhkan bantuan pemilik usaha untuk bekerja sebagai tempat mencari nafkah.
 

 

Comments

Popular posts from this blog

Standar Audit & Akuntansi Internasional

Asal Usul Brebes

Translasi Mata Uang Asing